Memory Yang Abadi

Perkembangan teknologi computer dewasa ini sungguh ruar-biaso. Mungkin indak kabayang beberapa tahun yang silam. Memory sebagai bagian tak terpisahkan dari teknologi computer juga mengalami perubahan yang sangat pesat. Masih keinget 'jaman dulu', memory computer dengan ukuran fisik yang guede tapi kapasitasnya kecil dan harganya muahal. Kini, dengan ukuran yang sama, kapasitasnya bisa ratusan hingga ribuan kali lipat. Sekeping microSD.. eh.. malah keterusan ngomong memory computer..

Saya tuh mau ngomongin 'memory' yang tidak lekang dimakan usia dan tak lapuk ditelan zaman: Memory of Human Being.
Yak!!! Memory kita-kita ini. Memory yang tidak akan pernah bisa di delete, apalagi dihancurkan, sampai kapanpun. Walau badan-fisik kita sudah habis terurai kembali menjadi tanah, memory yang satu ini tetap saja bias dibaca. Hebat sekali daya-tahan memory kita ini yak? Jadi keingetan sama 'blackbox' pesawat terbang. Walau pesawat terbangnya sudah hancur berkeping-keping, namun blackboxnya masih utuh dan bisa dibaca.. Katanya lho…

Jadi memory manusia boleh dikatakan sebagai memory yang permanent. Sekali tertulis, seumur-umur bahkan setelah mati nanti apa yang terekam dalam memory ini akan tetap ada. Abadi.
Yak!! Abadi karena memory manusia tidak terletak di Otak tubuh biologis kita. Jika memory hanya ditulis di Otak, maka memory itu ikut hancur bersama leburnya Otak menjadi tanah.

Data apa sajakah yang tertulis dalam memory ini? Everything. Semua hal. Tak ada satupun peristiwa dan kejadian yang kita alami yang tidak tertulis di memory ini.

Memory tentang masa kecil kita, yang suka asyik main layang-layang.. dan 'jethungan'... (petak-umpet).
Memory tentang mimpi-mimpi dalam tidur kita,
Memory tentang khayalan 'weird' dan imajinasi kita,
Memory ketika dijewer sama bu Guru karena kita mbeling dulu,
Memory saat kita eh saya ngintip dan ketahuan (hehehe...),
Memory saat kita jatuh-cinta pertama kali,
Pendeknya.. apapun yang kita termasuk pikiran kita mengalaminya.. semua masuk dalam memory kita.

Bahkan dalam memory kita terdapat Data dan Pengetahuan yang Pikiran Sadar kita tidak menyadarinya, seperti:
Bisikan-bisikan dari Jin & Jun. Bisik-bisik tetangga juga tercatat lho...
Ilham dan intuisi yang pernah kita terima.. ndak peduli ilham atau intuisi itu kita cuekin atau kita sadari..
Juga memory tentang komukasi antar pikiran yang mampir ke pikiran kita..

Tentang memory bisikan, saya jadi keingetan. Suatu ketika saya sedang 'liyer-liyer' (antara tidur dan bangun) disebuah bus kota yang penuh dan bising (heran ya? Kok bisa tidur ya.. hehehe), lalu entah gimana prosesnya mendadak saya berada dalam suasana yang sangat tenang dan sepiiii skaliii.... Tiba-tiba terdengar ucapan salam yang sangat HiFi (HiFi nya harmann-kardon aja kalah lho..): 'Assalamualaikum kang Abet!!!'
Mak-jenggirat.. clingak-clinguk saya dalam bus.. sambil cengar-cengir.. hihihi

Bahkan, memory tentang pertanyaan 'alastu birrobbikum?' ada dalam memory kita. Padahal peristiwa tersebut terjadi kira-kira 6 bulan sebelum kita terlahir dialam materi ini. (catatan: 6 bulan adalah bagi yang lahir normal, bagi yang lahir premature atau kelamaan ogah lahir-lahir hitungannya berbeda lho.. ).

Mungkin Pikiran Sadar kita tidak bisa mengingatnya, tetapi Pikiran Bawah Sadar kita mampu mengingatnya kembali with every single detail. Misal.. jika kita ditanya: "Waktu anda duduk dibangku TK dulu (ini pertanyaan buat yang pernah sekolah di TK yakk!!), jajanan dan mainan apa yang sering anda beli?"
Anda akan bisa menjawabnya dengan benar dan bila anda merenung sebentar, kejadian diseputar TK tempat anda belajar dulu akan terbayang dengan runut dan jelas.

Mungkin juga ada sebagian dari kita lupa akan sebagian atau seluruh kejadian yang menimpa kita, atau jika kebangetan sifat pelupanya orang menyebutnya Pikun. Mengapa Pikun? Mungkin karena sambungan komunikasi antara Pikiran Sadar (Otak) dengan Pikiran Bawah Sadar (Tubuh Energi) nya tidak lagi nyambung dengan sempurna. Eh.. banyak mungkin.. Mbuh ah..

Berbicara Tentang Memory Yang Abadi, saya jadi keingetan pada Rasulullah SAW yang menerima banyak wahyu dari Allah SWT dalam rentang waktu yang lama, tetapi tetap dapat ingat seluruh wahyu yang diterimanya. Dulu saya bertanya-tanya: Bagaimana mungkin seorang manusia bisa menerima sedemikian banyaknya wahyu (yang menjadi Al Qur’an dan hadist Qudsi), dan tetap terus ingat sepanjang masa?. Pertanyaan saya sedikit banyak telah terjawab.

Dikelas bukan tataran Nabi, saya punya kenalan yang beberapa kali terima - sebut saja wangsit (sebab, kalau pakai kata wahyu takut salah, kalau pakai kata ilham rasanya juga kurang tepat). Wangsit tersebut diterima langsung terhujam dimemorynya. Bukan melalui lisan atau telinga fisiknya yang suka nggak denger, melainkan langsung ke Alam Bawah Sadar nya.
Bila saya tanya kembali tentang wangsit yang pernah diterimanya:
"Mbah.. wangsit yang mengenai petunjuk itu gimana sih narasi lengkapnya? Saya kok lupa?"
"Wah.. saya juga nggak hapal dong...!!!??" jawabnya.
"coba mbah inget-inget" pinta saya.
Kemudian si Mbah berdiam, gelombang otaknya di-set ke frekwensi alpha atau tetha, flip-flop, untuk mengakses memorynya, dan narasi wangsit yang pernah ia terima langsung teringat dan diucapkannya kembali:
"Bukankah hidup ini sesuai petunjuk Allah? Engkau meminta dan menoleh".

Percobaan Memory. Saya ingin banget melakukan percobaan hypnosis untuk "mengingat" data di memory yang tidak keinget oleh Pikiran Sadar, tetapi sayang sekali saya belum bisa melakukannya. .. :-(. Bagi anda yang jago atau bisa hypnosis, mungkin bisa membantu melakukan percobaan tersebut?

Adakah Memory Tentang Past Life Kita?
Saya tidak bisa menjawabnya. Dan karena saya tidak percaya adanya reinkarnasi, maka saya menyatakan memory tentang Past-Life kita tidak ada. Saya menduga, bahwa catatan "past-life" ini ada dalam memory karena ulah oknum-oknum yang memusuhi manusia.

Andai kita bias melihat log-record memory kita (eh.. kayak mau mbukak "blackbox" ajah..), mungkin bias kita telusuri kapan (tgl-bln-thn) cerita tentang Hidup Kita Sebelum Kehidupan Kita Kini tertulis, dan siapa yang menuliskannya dalam memory kita…
Jangan-jangan tertulisnya disaat kehidupan kini?? Sapa-tahu??

Jadi...
Ketika kita mati nanti.. dan malaikat maut menanyai kita: "siapa tuhanmu?" "apa yang telah engkau lakukan dengan kedua tanganmu ini?” biarlah memory kita yang mengamininya.

Semoga bermanfaat. Allahu a’lam.

Salam
Kang Abet
Kangabet.blogspot.com

Komentar

Postingan Populer