SHOLAT BUKAN KEWAJIBAN,,,

Ya.. SHOLAT BUKAN KEWAJIBAN.. itu menurut pemahaman saya.
Seorang teman saya langsung mendelik mendengar ”sepotong ucapan” saya ini. ”Sodara jangan macem-macem!!!!” Emang sodara ini sapa??!!
Anda mendelik juga? JANGAN dulu ya... Sholat memang bukan kewajiban, tetapi (salah satu) kebutuhan pokok. Karena merupakan kebutuhan pokok, kebutuhan yang mendasar, maka secara hukum diwajibkan.

Ibarat ritual makan dalam dunia anak kecil. Ritual makan bagi anak kecil mungil merupakan penghalang bagi ke-asyik-kannya bermain-main. Padahal yang namanya makan itu sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan dia. Sangat sering anak kecil nggak mau makan.. Makanya orang-tuanya mewajibkannya untuk tetap makan sambil diancam-ancam.. ”ayo cayang ma’em cini.. ayoo pinter... kalau nggak makan nanti ayamnya mati lhoo..” ehh.. ini sih ancaman orang-tua jadul ya.. Hakkkk.. emmm.. ennak tho...?

Bagi orang yang sudah paham, bahwa makan eh.. sholat merupakan kebutuhan, maka tak perlu diwajib-wajibkan.. tak perlu dipaksa-paksa.. secara otomatis setiap waktu sholat wajib tiba, pasti akan ditunaikannya.. dijamin. Tunai tidak kredit.

Setelah sholat dipahami sebagai sebuah kebutuhan, lambat-laun ia akan meningkat menjadi sebuah kenikmatan. Contoh: Anak kecil nggak kepikiran untuk wisata kuliner.. Boro-boro, wong ma’em aja dipaksa-paksa.. Tapi orang dewasa yang sudah bisa menikmati makan dan makanan.. Coba ada temennya yang bilang begini: ”Udah ngrasain bebek remuknya cak anu belum? Wuah... mantab bo...” ”kalau sate maranggi mang Oking yang di ono-noh..?” atau bakso geger mas anu?” pasti langsung dikejar..
Jadi tingkatan makan dan makanan adalah sbb: Kewajiban > Kebutuhan > Kenikmatan.
Wex.. puasa-puasa kayak gini kok ngomongin wisata kuliner.. batal tuuhhh... hehehe...

Bagaimana kenikmatan bersua dengan Sang Kekasih?
Bagi yang pernah punya atau sedang punya kekasih.. ketika cintanya sedang meluap-luap.. tentunya tak perlu penjelasan bagaimana rasanya.. pokok’e berjuta rasanya...
Lalu bagaimana kenikmatan bersua dengan Allah SWT dalam sholat? Bagi yang sudah merasakan kenikmatan itu.. tentunya juga tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Mungkin karena meresapi kenikmatan sholat itu lalu bisa kita hubungkan dengan kisah: ”kaki baginda rasulullah sampai bengkak sehabis sholat... ” mungkin....

Kewajiban sholat bahkan harus terus kita tegakkan baik dalam kondisi sehat maupun sakit, siang ataupun malam, dalam perjalanan atau tinggal. Jika kita tidak bisa, tidak mampu, tidak memungkinkan sholat sambil BERDIRI, diperbolehkan sholat sambil DUDUK. Jika duduk tidak juga mampu ya BERBARING juga boleh. Yang penting tetap sholat.


Manfaat Sholat
Banyak sekali manfaat sholat:
Dengan sholat badan jadi sehat.
Dengan sholat, bekal akhirat kita bertambah.
Dengan sholat, menjadi semakin dekat dan semakin dekat dengan Allah SWT.
Dengan sholat hati menjadi tentram.
Dengan sholat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
Dengan sholat, masih banyak manfaat lain yang kita dapatkan. Ibarat ikut asuransi all-risk, ketika musibah terjadi.. semuanya sudah di-cover. Enak tho...??

Dalam salah satu ayatNYA, Allah menjelaskan bahwa untuk menggapai pertolongan-NYA, capailah melalui sholat dan sabar. Bisa diartikan, ketika kita sholat, dan selalu bersikap sabar, Allah akan memberikan pertolongan-pertolongan yang kita butuhkan, baik untuk urusan duniawi maupun akhirati. Ya.. Allah akan langsung memberi informasi yang kita butuhkan..
Sebagai catatan: Tentu saja bukan hanya sholat saja yang kita lakukan untuk menggapai hal-hal tersebut. Semua perintah dan larangan Allah, yang tertulis dalam kitab-NYA perlu juga dilaksanakan. Samikna wa atokna. Dalam istilah pemasaran, ada Syarat dan Ketentuan yang berlaku.
Jadi sesungguhnya Allah itu mewajibkan sholat itu karena cintaNYA kepada kita, makhlukNYA, agar kita selalu beroleh kebaikan-kebaikan, didunia dan diakhirat.

Sholat yang seperti apa yang bisa meraih pertolongan Allah?
Tentunya bukan sholat yang sekedar jengkang-jengking dan ndrembimbil merapal bacaan saja. Sholat yang hanya menggugurkan kand.. eh kewajiban saja..
Sholat yang bukan sekedar syariat. Lha wong menghadap Allah kok kayak orang balapan senam aerobik sambil ndrembimbil.. Sholat ya musti khusuk. Dengan khusuk komunikasi dengan Allah menjadi lebih nyambung. Loud and Clear.


Jadi.. Mengapa tidak sholat? ...
Belum memahami cara Sholat? Belum bisa khusuk?
Anak kecil pada mulanya juga tidak paham teknik dan teori tentang makan. Yang penting mak-lebbb.. mulut penuh, perut terisi. Gobres ndak masalah.. Lama-kelamaan seiring pertumbuhan usianya, makan tidak lagi belepotan.. makan tidak lagi langsung telan.. musti dikunyah berkali-kali dan seterusnya.. makannya pun sudah mulai milih-milih.. dengan istiqomah, menambah ilmu, wawasan dan kebeningan hati, insya Allah sholat bisa khusuk..


KHUSUK
Mas saya mo nanya...!! kalo saya melamun kok bisa khusuk banget ya? Tapi giliran lagi sholat, mengapa sulit banget untuk khusuk ya? Nah looo...???

Pernahkah anda memperhatikan teman, atau anda sendiri barangkali, yang sedang melamun? Apa yang terjadi pada diri orang yang melamun?
Tubuhnya ada (terlihat) disitu, tetapi ‘pikirannya’ atau ‘kesadarannya’ melayang-layang entah kemana. Sorot matanya tidak ber-fokus, terlihat kosong. Lambaian tangan kita didepan mata mereka, atau sejuta suara nyamuk menguing-nguing diteliga, tak mampu mengembalikan kesadaran mereka. Mungkin bunyi ledakan bom baru sanggup menyentak perhatian mereka.. membuyarkan lamunan...

Bagaimana dengan orang yang sedang serius berpikir? Konsentrasi penuh?
Saya pernah dengar disatu berita TV.. ada dua orang wanita yang tertabrak kereta-api. Kata saksi mata, mereka sudah di-teriaki, diperingatkan oleh banyak orang bahwa ada kereta yang mo lewat.. tetapi mereka tidak mendengar teriakan orang-orang.. bahkan suara gemuruh kereta yang menghampiri mereka tidak mampu membuyarkan keasyikan ngobrol mereka berdua.. mereka meninggal dalam khusuk ngobrol..

Ngobrol, bisa khusuk. Melamun, bisa khusuk. Berpikir, bisa khusuk. Mengapa sholat sulit sekali khusuk? Apa persamaan sholat khusuk dengan melamun khusuk? Atau ngobrol khusuk?
Yang jelas, walau tubuh fisik cenderung diam, melamun ada aktifitas berpikir dan object pikirnya. Ngobrol khusuk, ada object – lawan ngobrolnya.
Sementara sholat ada gerakan tubuh fisik namun “tidak ada” object pikirannya. Jadi khusuk itu justru tidak berpikir.. pikiran dilepaskan, tunduk. Pikiran tidak kuasa menjangkau Allah Yang Maha Tak Terhingga.. bahkan setan kepala kambing pun diluar jangkauan (kekuatan) pikiran.. apalagi Malaikat apalagi Sang Maha Pencipta.

Ketika pikiran dilepaskan, jangan khawatir tubuh fisiknya akan tidak sadar diri kayak orang kesambet atau kemasukan jin gitu.. justru dengan khusuk itu diri akan memiliki - mencapai kesadaran penuh, kesadaran nafsiah – kesadaran transedental. Tak ada satu-pun setan yang berani dan bisa mendekat ketika seseorang pada kesadaran tersebut..
Jadi lepaskan pikiran anda sejenak.. pake kunci pas nomor 17 hehehe..

Sholat dan Dzikir, objectnya adalah Allah yang tidak kasat mata. Tidak terlihat oleh mata ketiga.. atau (bila ada) mata ke-empat atau ketujuh belas sekalipun.. Out of range..
Nah ketika out of jangkauan pikiran.. lalu apa dong object pikir kita? Jawabnya: tidak-ada. Kalau diada-adakan..: bukankah Allah itu tidak serupa dengan segala sesuatu? Tidak perlu mengimajinasikannya dengan Cahaya, tidak perlu merasakan adanya energi-energi diseputar kita.. tidak ada sesuatu-pun yang bisa dan mampu merepresentasikan-NYA dalam pikiran kita.
Allah itu bukan cahaya.. tetapi “Cahaya diatas Cahaya”. Cahaya yang bukan cahaya yang kita kenal. Jadi wis.. pokok’e pasrah saja ketika sholat.. Biarlah “rasa” kita yang tersambung dan kita merasakan.. benar-benar merasakan bahwa kita sedang menghadap dan ditatap oleh-NYA. Hening..

Ibarat orang sedang main film atau drama.. kita harus berperan sepenuh hati.. walau kita tahu bahwa itu hanya sandiwara, pura-pura adanya.. Dan penonton bisa membedakan mana pemain yang layak mendapat piala citra dan mana yang tidak.. Jadi: “MANA EXPRESIMUUU..!!!” (kata iklan lhoo..). Tentunya dalam sholat khusuk bukan sandiwara yang dijalani melainkan sungguh-sungguh.. Sungguh-sungguh menghadap Allah Yang Maha Dekat.

Jadi.. Hakikat khusuk menurut pemahaman saya adalah penerapan RUKUN IHSAN. Tahu, paham bahwa Allah sedang menatap, memperhatikan setiap gerak dan langkah kita.
Kekhusukan, tentu saja satu-dengan lain orang akan berbeda-beda. Tergantung dari banyak hal: pengetahuan, pemahaman, pengalaman, pencapaian kesadaran, dan lain-lain.
Sebagai contoh: Khusuknya sayiddina Ali ra, tidak merasakan sakit ketika anak panah yang menancap ditubuhnya dicabut ketika sholat. Perhatiannya sedang full terpusat kepada Sing Gawe Urip sehingga “lupa” dengan tubuh jasadiahnya.
Bagaimana dengan kita? Mungkin ketika kita sholat (yang kita anggap sudah khusuk), lalu ada orang ngorek-orek luka dikulit kita yang sudah kering.. kita mungkin akan teriak: “ AUWW..!!”

Sholat hanya akan menjadi sekedar syariat atau kulit saja, mendapatkan capek doang.. jika tidak dibarengi dengan rukun IHSAN. Sangat-Amat-Perlu menghadirkan kesadaran bahwa Allah ada dihadapan kita setiap kali kita sholat.
Sangat-Amat-Perlu untuk memaksa diri menerapkan konsep IHSAN ini. IHSAN musti diterapkan dengan DISIPLIN dalam setiap sholat.

Terapkan pula IHSAN dalam aktifitas harian lainnya, Allah ada kemanapun kita menghadap, kemanapun kita melangkah. Setiap saat setiap waktu. Diwaktu susah maupun senang. Dan masuklah kedalam golongan orang-orang yang khusuk, orang-orang yang menerapkan IHSAN dalam setiap aktifitas. Hingga akhirnya benar-benar bertemu dengan NYA.
Insya Allah sholat bisa menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar. Insya Allah sholat dan sabar bisa menjadi penolong menjalani hidup.

Barangkali pernah kita dengar, bahwa sholat adalah mi’raj nya muslimin dan muslimat. Saya mempercayai pernyataan itu. Hakikat Sholat sebenarnya adalah menghadap Allah, mi’raj. Lebih dari sekedar ingat.

Ayoo belajar dan berusaha terus untuk sholat khusuk.
Jangan jadi orang yang MINIMALIS, sholatnya cepet-cepet dan (maunya) disingkat-singkat – memanfaatkan keringanan melulu. Biarin saja orang lain berkata begini: ”kata Allah: sombong betul si Abet ini.. masa sudah aku beri keringanan ditolaknya???!”.
Biariiin dah.. yang penting yang bilang begitu bukan Allah.. tapi orang.. hehehe..

Jika sholat malam saja direkomendasikan.. Sholat tarawih, sholat dhuha, sholat rowatib begitu pula. Masa sholat wajib lima-waktu mo di-irit-irit? Kalau kefefet-fet.. bolehlah.. eh..itu pemahaman saya.. mohon maaf jika berbeda pemahaman..  Senyum doong??

Salam

Abet

Komentar

Anonim mengatakan…
kang saya punya masalah minta tolong bantuannya
Abet mengatakan…
Mas Steve..
insya Allah bila saya bisa, saya bantu.. silahkan lewat e-mail bila dirasa confidential...
salam

Postingan Populer