Sensasi Istighfar

Apa pulak ni..?

Saya tidak hendak menulis tentang manfaat daripada istighfar. Asbabulnya, tentang istighfar sudah banyak ditulisken orang ramai diblog-blog, di dunia maya ini. Dipersilahken search “manfaat istighfar”. Pasti nemu banyak.

Salah satu manfaat daripada istighfar adalah untuk membersihkan kotoran-kotoran dosa kita. Dengan banyak-banyak beristighfar, insya Allah seluruh dosa dan kesalahan yang kita sadari maupun tidak kita sadari, akan rontok sedikit demi sedikit.

Apa sensasi dari pembersihan (dosa) ini?
Saya mencoba untuk share pengalaman pribadi. Sensasi yang saya rasakan adalah secara fisik, (dalam) Dada saya, (bukan jantung saya), terasa plong.. kadang terasa semriwing, kadang juga terasa berdenyut-denyut, atau seolah-olah ada yang memuai ditengah-tengah dada ini. Daerah ubun-ubun kepala juga sering terasa hangat, sepertinya ada yang memancar ke atas. Tak jarang pula, tubuh terasa gatal, clekit dan pegal-pegal. Itulah sensasi-sensasi yang saya rasakan sebagai hasil dari istighfar yang banyak dan serius. Aneh juga ya? Padahal saya “hanya” modal komat-kamit dan keseriusan, tetapi hasilnya luar-biasa.
Tentu saja sensasi hasil istighfar ini akan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya..

Selain sensasi, ada hal-hal yang ”tiba-tiba” muncul. Pernah, atau sering secara tiba-tiba saya menjadi emosional, pemarah misalnya. Padahal saat-itu tidak ada pencetus yang secara significant patut dijadikan kambing-hitam. Sehingga sempat ”mempertanyakan”: lho.. saya kan setia berdzikir, istighfar, kok masih juga emosional yah...?

Dalam kesempatan yang lain, ketika beristighfar tiba-tiba muncul bayangan-bayangan masa lalu. Lho kok teringat lagi sih dosa-dosa masa lampau saya? Padahal kan saya lagi istighfar???? Untuk menghapus dosa-dosa itu??

Mengapa bisa terjadi sensasi-sensasi, emosi yang naik, dan bayangan-bayangan masa lalu muncul tiba-tiba? Mengapa demikian?

Ternyata usut-punya usut, dari pengalaman pribadi, istighfar memang sangat manjur untuk menggali dan membersihkan kerak dosa yang sudah puluhan tahun terpendam dalam tumpukan-tumpukan memory kita. Ketika fosil-fosil dosa itu terangkat dari Hati kita, maka emosi, perasaan, ingatan dan sensasi yang terkait dengan perbuatan dosa tersebut akan ditayangkan kembali dalam pikiran kita.

Selain daripada itu, fosil kerak-kerak dosa itu tidak seketika terangkat dan lenyap dari hati kita. Ada proses. Ibarat penyakit bisul yang mau disembuhkan, bisul harus disudet hingga ada rasa sakit, cekot-cekot, yang musti dilalui untuk kemudian terus berproses hingga sembuh dan kering. Begitu pula dengan bisul-bisul dosa kita.

Dosa kita.. eh dosa saya.. sungguh bejibun!!! Banyak kerak-kerak dosa yang masih melekat erat di hati saya. Maklum dulunya bekas orang kafir, orang jahil, tidak mengenal dunia cahaya, terpuruk dalam dunia kegelapan. Jadilah saya harus rajin-rajin istighfar.. Lapisan-lapisan kotoran dosa itu masih bertumpuk sekian puluh tahun tingginya. Masya Allah...

Bukan hanya tumpukan-tumpukan dosa besar yang harus dibongkar dan dibakar, dosa-dosa kecil dari perbuatan-perbuatan yang ”diremehkan”, masih pula banyak bertumpuk.

Apa perbuatan yang diremehkan namun berpotensi penghasil kotoran hati?. yang saya rasakan dosa dan kotoran itu berasal dari:
1. Lintasan pikiran jorok, mesum, khianat, jahat dan lain-lain. Jadi hanya dalam tataran berpikir saja sudah dosa to??. Lho katanya kalau Cuma niat saja ndak pa-pa?? Kok beda paham sih? Hehehe...
2. Mengerjakan segala sesuatu, lupa dimulai dengan bismillah dan selesai lupa pula ngucapin alhamdulillah.
3. Lupa mengucapkan Insya Allah ketika berjanji atau berharap sesuatu.
4. Dan lain-lain.
5. Dan lain-lain.

Wallaaaah... kok remeh-temeh gitu? Weitt.. justru dari semua yang diremehkan itu, jika saya lupa menutupinya dengan istighfar.. Ampuuuu..uuuun!!!!!!
Ayooo.. terus istighfar... anytime anywhere.. mumpung masih ada waktu. ”Astaghfirullah al adziim....”
Wa Allahu a’lam.

Salam
Abet

Komentar

Postingan Populer