KESADARAN MANUSIA (1)

Sesuai dengan unsur-unsur pembentuk makhluk yang bernama manusia (lihat tulisan saya yang berjudul: Manusia Makhluk Yang Kumplit), ada 4 Kesadaran yang dimiliki oleh manusia. Ke - empat kesadaran itu adalah: Kesadaran Materi, Kesadaran Energi, Kesadaran Cahaya, dan Kesadaran Ilahiah.



Dalam kesempatan ini, ijinkanlah saya share pemahaman saya tentang Kesadaran manusia tersebut kecuali tentang Kesadaran Ilahiah, karena sedikitpun saya tidak memiliki pemahaman tentang yang satu ini.



Perlu dipahami, ini adalah pemahaman saya pribadi, jadi kemungkinan salahnya sangat besar. Untuk itu perlu di ”compare” dengan sumber literatur lain yang lebih sahih, yang anda miliki, sehingga, insya Allah, akan menyempurnakan pemahaman anda.




KESADARAN MATERI
Kesadaran Materi adalah kesadaran sebagai tubuh fisik (biologis) yg biasa kita alami dan kita pakai saat ini. Secara default, kesadaran manusia berada pada kesadaran fisik ini, walau sesungguhnya secara tidak sadar, kesadaran kita sering berpindah ke kesadaran yang lebih tinggi yaitu Kesadaran Energi.



Contoh perpindahan kesadaran dari Kesadaran Materi ke Kesadaran Energi yang biasanya tidak disadari adalah Melamun, Tidur dan Koma.



Melamun, kita tidak sadar kapan saat-saat perpindahan dari dunia terjaga (sadar) menuju ke alam lamunan. Tidur, walau setiap hari kegiatan tidur ini kita lakukan, namun saat-saat perpindahan kesadaran kita dari Alam terjaga ke alam mimpi, alam energi, tidak pernah kita sadari. Koma pun demikian, bisa dimasukkan ke dalam kelompok Perpindahan Kesadaran Yang Tidak Disadari ini.



Kesadaran Fisik dapat saya diibaratkan dengan program Operating System (OS) yang residen (dorman) dalam memory RAM (Random Access Memory) sebuah komputer.



Seperti kita ketahui, OS adalah program dasar untuk mendayagunakan Hardware CPU computer. Program OS ini memang tidak dirancang untuk bisa melakukan ”ketrampilan” yang dibutuhkan oleh pengguna komputer seperti pengolah angka (spreadsheet), pengolah kata (Word Processor), pengolah gambar, dan "aplikasi ketrampilan” yang lain. Untuk itu user komputer harus menambahkan (install) program aplikasi ketrampilan yang dibutuhkan. Setelah aplikasi ketrampilan itu dimiliki, User tinggal klik icon untuk mengaktifkannya.



Klik yang dilakukan oleh User, merupakan perintah kepada OS untuk menjalankan program aplikasi yang telah terinstall dalam Harddisk komputer tersebut, membuatnya residen di memory RAM, sehingga siap digunakan sewaktu-waktu oleh User.



Begitu pula dengan prinsip kerja Otak yang berisi program OS Kesadaran Fisik manusia. Dalam otak manusia ada program OS yang selalu berjalan (running) ketika kita sedang terjaga (ON) dan akan di shutdown ketika tubuh fisik akan tidur (standby).



Ketika kita ingin mengaktifkan suatu ketrampilan yang kita miliki (pernah diinstall - belajar), misal membuat kue, maka Niat kita akan meng-klik icon membuat kue, yang membuat OS Otak meng-akses aplikasi ketrampilan membuat kue yang disimpan pada Tubuh Energi (Harddisk), dan meng-upload-kannya (residen) ke memory Otak (RAM). Tubuh Energi kitalah yang memiliki fungsi sebagai HardDisk, yang menyimpan seluruh aplikasi ketrampilan, sebagai database pengetahuan dan pengalaman kita, dari mulai dari dalam kandungan bunda hingga saat ini. (Lihat tulisan saya tentang Memory Yang Abadi).



Analogi lain yang lebih sederhana, tubuh fisik kita ini bisa kita ibaratkan dengan artis di pertunjukan Wayang Orang. Tingkah-polah artis wayang ini tergantung dari Peran dan Scenario yang diberikan oleh Sutradara dibalik pentas. Meski sebagai Petruk, bisa saja dimainkan jadi Ratu oleh Sutradara. Meski sebagai Dasamuka, bisa saja dimainkan ”genit” kayak waria yang lagi menggoda... Walau sebetulnya, Ki Dalang tidak bisa sembarangan karena sudah ada pakemnya dari sono.



Dari analogi diatas, bisa katakan: Wayang adalah Kesadaran Materi, Peran dan Scenario adalah Kesadaran Energi, sedang Sutradara adalah Kesadaran Cahaya.



Kesadaran Materi / Fisik tubuh ini bisa dikatakan sebagai Kesadaran Semu, karena ia hanya merupakan bayang-bayang atau ”copy-paste” dari Kesadaran Energi. Kesadaran ini mudah hilang, ”hanya” karena ”membentur” sesuatu yang keras, dapat menyebabkan Otak kita ”putus” hubungan dengan tubuh Energi. Amnesia, lupa ingatan, tidak sadar siapa dirinya, dimana alamat rumahnya, bahkan tidak ingat dengan istri, saudara dan teman yang sebelum amnesia terjadi sangat akrab dikenalnya. ”kang.. aku Luna kang.. istrimu, masak nggak inget sih???” kang.. kang..!! Namanya juga amnesia.. bukan lagi shooting..



Banyak yang menyangka, berpendapat, bahwa Kesadaran Materi ini adalah kesadaran manusia satu-satunya. Ilmu Kedokteran, neuro science, psikologi, membatasi dirinya pada batas-batas logika materialistis. Sehingga (dalam ilmu psikologi) muncul istilah Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar. Para ilmuwan ”ngutak-atik” dan hanya berkutat sebatas ”Artis yang berperan Petruk”, tidak mau tahu ”naskah” skenario yang ada diluar si artis. Padahal, kejadian ”amnesia”, hilangnya kesadaran dari tubuh fisik seseorang, bisa diibaratkan dengan artis yang lupa dengan peran yang dimainkannya.



Sehingga ”wajar” kalau ilmuwan sono berpendapat ada Godspot di otak manusia. Padahal, orang yang beriman paham, bahwa Godspot itu tidak hanya ada di otak saja. Semua yang tampak oleh mata dan tidak tampak adalah Godspot. Kemanapun kita menghadap disitulah Wajah NYA.



Wajar juga jika para ilmuwan mencari sebab suatu penyakit yang diderita oleh seseorang, kanker misalnya, lebih banyak membatasi diri pada sebab-sebab materialistis, seperti karena menkonsumsi makanan tertentu.



Dampak dari sangkaan kesadaran tunggal ini, atau lupa akan adanya kesadaran yang lebih tinggi, sungguh luar-biasa negatif. Perlombaan mencari kekayaan duniawi yang menghasilkan penindasan dan kedzoliman. Perjuangan untuk terus awet-muda, yang pada kenyataannya tidak pernah ada yang bertahan awet muda. Sunnatullah semua orang akan menjadi tua, peot dan reyot. Produk-produk kecantikan yang laku keras, bisa jadi merupakan dampak dari keyakinan kesadaran tunggal ini, sadar atau tidak sadar.



Namun, syukur alhamdulillah, kemajuan pemahaman tentang pikiran, kekuatan pikiran, yang merupakan komponen dari alam kesadaran Energi, sedikit banyak telah mewarnai para ilmuwan.



Diluar ilmu pengetahuan yang saya sebutkan diatas, kemajuan dalam ilmu fisika kuantum, dengan konsep Participating Observer nya, saya yakin akan membuka cakrawala baru peradaban umat manusia. Sebuah tulisan yang merupakan buah pemikiran Muhammad Hikam, Staf Pengajar Fisika FMIPA Universitas Indonesia dan Penelaah Naqshbandi-Haqqani, yang berjudul “Fisika Modern Bersua Sufisme”, (copy artikelnya ada di blog saya ini, silahkan dibaca) mengungkapkan singgungan antara dunia materi dengan dunia immateri, singgungan dunia materi dengan alam pikiran, atau yang saya maksud termasuk dalam Alam Energi. Buah pemikiran beliau itu, bisa menjelaskan teka-teki mind over matter, teka-teki mengapa jin iffrit bisa memindahkan Singgasana Ratu Bilqis dalam sekejab.



Fenomena Paralysis Nocturna alias ketindihan, atau orang Sunda bilang eureup-eureup, adalah suatu kondisi dimana selama beberapa detik kita tidak bisa bergerak sama sekali, atau bahkan untuk bersuara. Perasaan sudah berteriak keras minta tolong.. tapi tidak ada yang mendengar. Biasanya kondisi ini terjadi saat-saat kita mau tidur, rebah-rebahan menjelang jatuh tertidur.



Kalau saya ingat-ingat pengalaman saya, yang saya rasakan sebelum ketindihan melanda, didahului dengan adanya perasaan ”aneh”, ada sensasi-sensasi getaran yang halus pada tubuh. Kesadaran saya yang berada didalam tubuh seolah-olah ”menciut”. Sepertinya akan melihat suatu penampakan, dan cara saya melihatpun juga rada aneh.



Apa dan mengapa eureup-eureup itu? Menurut pemahaman saya, adalah sebuah kondisi dimana fisik kita sudah kadung istirahat dan kesadaran kita sudah berpindah ke Kesadaran Energi, tetapi Kesadaran Energi kita masih berada (melekat) dalam badan fisik kita yang sudah standby tersebut. Perpindahan Kesadaran yang tidak kita sadari inilah ”gara-gara” nya, yang menyebabkan kita tetap berpikir secara Logika – logika kesadaran materialistik.



Jika kita analogikan dalam ilmu fisika, kita masih berpikir secara Fisika Klasik sementara materi yang diteliti berada wilayah Fisika Kuantum. Jaka-sembung..



Wa allahu a’lam

Salam



Abet

Komentar

Postingan Populer