KESADARAN MANUSIA (2)

KESADARAN ENERGI

Kesadaran Energi adalah kesadaran yang kita miliki terkait dengan Tubuh Energi kita (lihat tulisan berjudul: Manusia Makhluk Yang Kumplit). Dalam alam kesadaran inilah sesungguhnya letak gudang penyimpanan seluruh pengetahuan kita, ketrampilan kita, memory (database) seluruh peristiwa dan kejadian yang kita alami, tempat dimana mimpi-mimpi kita berlangsung, tempat beradanya sifat-sifat psikis kita, tempat Nafsu, Ego & Emosi blended together, tempat bersemayamnya kekuatan mental kita..

Kesadaran inilah yang sesungguhnya lebih banyak kita pakai dalam menjalani kehidupan di alam materi.. lho kok kesadaran energi, bukan kesadaran materi? Benar.

Seperti yang telah saya singgung dalam tulisan Kesadaran Materi, bahwa kesadaran materi ini adalah Kesadaran Semu. Kesadaran materi, akan terpakai ketika kita belajar ketrampilan baru, yang terkait dengan benda-benda alam materi. Belajar nyetir mobil misalnya. Pada tahap-tahap awal belajar, benar-benar kita berada dalam kesadaran materi ini. Kita belajar bagaimana mensinkronkan gerakan kaki kiri yang menekan pedal kopling dan tangan kanan menggerakkan tongkat persneling ke gigi satu, lalu secara bersamaan kaki kiri melepas pedal kopling secara perlahan, dibarengi kaki kanan menginjak pedal gas.. ngeng.. ngeng.. pandangan lurus ke depan, kedua tangan memegang stir.. jangan kaku-kaku.. lah!! LAH kan baru belajar??

Betapa sulitnya kita konsentrasi menggunakan kesadaran materi (fisik) kita untuk belajar ketrampilan yang baru. Namun.. setelah ketrampilan itu kita kuasai, nyetir mobil adalah hal yang sangat mudah. Mobil besar atau mobil kecil sama saja. Body mobil sudah menyatu dengan kesadaran kita. Kita tidak perlu memelototi ban depan kita agar tidak masuk ke lubang, waktu nyalip kita tidak perlu nengok-nengok kaca spion agar tidak nyenggol mobil yang lain, kita tidak perlu lagi konsentrasi dengan tegang untuk mengoperasikan pedal, stir dan lain-lain. Semuanya sudah berjalan secara otomatis tanpa kita sadari. Secara otomatis? Itulah hasil kerja Kesadaran Energi kita.
Meski sudah lamaaa sekali kita tidak nyetir mobil.. ketrampilan itu siap dijalankan kembali oleh Kesadaran Energi kita di tubuh fisik kita.

Jika kita tetap menggunakan kesadaran materi kita dalam beraktifitas rutin maka.. ”capek deeeh..”
Mungkin kita pernah menemukan seseorang yang gerakan motoriknya terlihat kaku, tidak luwes. Sudah diajar hal (ketrampilan) yang sama berkali-kali tetap saja salah-salah melulu, padahal phisically terlihat normal, tidak ada kelainan syaraf, otot atau tulang. Dimana letak hambatannya? Kemungkinan besarnya adalah: ada hambatan emosional – hambatan pada tubuh energinya yang menyebabkan aplikasi ketrampilan tidak bisa diretrieve dari tubuh energi dengan sempurna.


Apa Yang Bisa Dilakukan Dengan Kesadaran Energi?
Kesadaran Energi telah beberapa kali saya singgung pada tulisan-tulisan saya sebelum ini, seperti: Mengenal Pikiran (1-13), Lapisan Tubuh Energi dan cara membersihkannya, Gara-gara Peak Emotion.

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan kesadaran energi ini, baik untuk murni tujuan duniawi (materiil) maupun tujuan energi-i.

Siapa saja yang menggali dan mengasah potensi-potensi kemampuan Tubuh Energi ini pasti akan mendapatkannya. Tentu saja ada syarat dan ketentuan yang berlaku, yang sangat tergantung dari setting-pribadi masing-masing.

Kesadaran Energi bukan monopoli orang suci saja, bukan monopoli orang beriman saja, tetapi untuk semua makhluk yang memiliki Tubuh Energi. Orang-orang yang mengolah tubuh energinya, dapat memperoleh ilmu-ilmu yang sakti mandraguna, ilmu yang asli-murni berasal dari potensi dirinya, meski banyak pula yang ”tempelan” yang dapat menunjukkan performansi kesaktian yang serupa.

Kemampuan-kemampuan adikodrati atau daya-linuwuh, sama halnya seperti melatih otot-otot tubuh fisik hingga jadi kekar bak binaragawan, atau berlatih lari atau berenang, semuanya adalah ketrampilan yang harus dilatih. Walaupun, dalam pencapaiannya ada yang cepat, ada pula yang lambretta – sangat lambat. Kemampuan-kemampuan adikodrati, tidak bisa digunakan sebagai ukuran Spiritualitas, tidak menunjukkan ukuran kesucian dan kedosaan seseorang. Bukan ukuran beriman atau tidak-beriman. Orang suci bisa melihat jin, dukun blackmagic juga bisa melihat jin.


Nyambung Dengan Kesadaran Energi
”Orang Gila” adalah orang tubuh fisiknya tetap terjaga namun kesadarannya berada dan ”nyangkut” di Kesadaran Energi, dengan kondisi emosi yang extreem (Peak Emotion). Kalaupun kesadarannya sudah balik ke kesadaran materi, beban pikiran – bayangan-bayangan dipikirannya terlalu dominan yang membuatnya tetep ”gila”. Ia tidak bisa membedakan mana kejadian di alam energi (orang bilang khayalan) dengan mana kejadian di alam materi. Itulah mengapa ”orang gila” suka ketawa-ketiwi sendiri, senyum-senyum sendiri atau jalan-jalan zonder ”kathok’an” (nggak usah dibayangin ya..).
Itu karena kesadarannya tidak berada ditubuh fisik, kalau kesadarannya ada ditubuh fisik tapi nggak ”kathok’an”, bukan orang gila tapi exhibitionist.. atau lagi pak-pung.. hehehe.

Orang-gila yang lagi ”kumat”, akan diberi obat penenang yang berfungsi untuk menghambat informasi yang datangnya dari Alam Energinya (khayalan, atau gambaran peristiwa masa lalu yang muncul kembali) agar tidak sampai ke otak, sehingga ia menjadi tenang. Dalam banyak kasus, sangat jamak ditemui jin-jin yang ngendon ikut ngerame-in di tubuh orang gila.

Eh.. kok jadi ngomongin orang gila?? Naon maksud???

Okey.. orang gila adalah sebuah contoh yang sangat bagus untuk menunjukkan bahwa dengan menggunakan kekuatan emosi dan pikiran yang tinggi, maka seseorang bisa berpindah kesadaran dari kesadaran materi ke kesadaran energi. Namun sayangnya, menjadi orang gila adalah sesuatu yang mengerikan buat kita-kita yang mengaku atau dianggap waras ini.. fear factor dan Factor Malu nya terlalu tinggi untuk dicoba. Lagian.. tidak ada jaminan bisa balik-waras dengan cepat...

Dengan prinsip yang sama, kita-kita yang menganggap diri waras ini dapat meraih kesadaran energi. Hayooo sapa mau??? hehehe.. hihihi.. hahaha... hush!!!!
Cara ini tidak direkomendasikan bagi yang mengidap psikosomatik, atau dalam bahasa agamanya: keikhlasannya masih jauh dari ikhlas. Masih memendam dendam, kekecewaan, kesedihan masa lalu. Kesabarannya masih jauh dari sabar. Masih suka was-was, marah-marah, khawatir, dst.


Menggapai Kesadaran Energi
Banyak cara yang bisa kita lakukan, dan semuanya membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Ingat: KETEKUNAN DAN KESABARAN. Jangan seperti saya yang suka berkata: ”Saya sudah berlatih 270X nggak juga bisa-bisa, apa lagi yang harus saya lakukan nieh?”
Baru 270X saja saya sudah ”nglokro bin patah-semangat”. Thomas Alva Edison (katanya), berhasil membuat yang namanya bohlamp setelah berlatih (mencoba) yang ke-1000 kalinya. Selama itu ia pantang-menyerah. Jadi: Jadilah Thomas Alva Edison yang tekun dan sabar.

Bagaimana cara yang paling cepat menggapai Kesadaran Energi?. Yang paling cepat (sekali) menurut saya ya.. loncat dari menara BTS atau SUTET atau menjajal kerasnya lokomotif ketika melaju. Dijamin langsung bisa melihat tubuh-jasad sendiri... hehehe... just kidding.. jangan dianggap ngajarin suicide ya..?? Please??

Okey, Menurut saya cara yang paling aman dunia-akhirat adalah dengan mengamalkan Rukun Islam, Rukun Iman dan Rukun Ihsan dengan sebenar-benarnya.

Lha? Itu sih sudah setiap hari kita lakukan?
Tunggu dulu.... Sudahkah kita melakukannya dengan prinsip ”Orang Gila” diatas?
Maksud saya, ketika kita sholat, apakah sudah menggunakan ”peak emotion” kita? Perasaan rindu-dendam kita yang ingin bertemu dengan Sang Kekasih Hati?

Ketika memadu-kasih (sholat) dengan-NYA, pernahkah kita tumpahkan cinta dan kerinduan kita? Tak ingin mata ini lepas menatap Wajah-NYA.. Tak ingin jemari ini lepas dari Genggaman-NYA. Tak ingin Hati ini jauh dari Dekapan-NYA.. Duuhh....

Ketika kita jauh dari Kekasih, pernahkah kita memanggil-manggil Kekasih hati kita (dzikir) dengan Cinta dan Kerinduan yang dalam? Allaaah.. Allaaaah.. Allaaah... Ya Waduud..

Pernahkah kita mandi kembang? dengan air dari tujuh sumber mata air? membersihkan diri agar bersih dan wangi (tazkiyyatun-nafs) kala hendak berjumpa dengan-NYA?

Mohon maaf, Cara ini tidak saya rekomendasikan untuk orang yang belum pernah jatuh cinta... hehehe.. Bagi yang belum, saran saya: Temukan segera Kekasih anda.. Bila sudah menemukan, kenalilah lebih dalam dan kencani..


Salam

Abet

Komentar

Postingan Populer