Tubuh Energi

Dalam kepercayaan timur, manusia memiliki Tubuh Energi. Mazhab yang umum* mengatakan bahwa tubuh energi manusia ada 7 (tujuh) Lapis.
Setiap lapisan tubuh energi, atau bisa dikatakan setiap tubuh energi, bila dipelihara dan dikembangkan, akan memunculkan potensi ”adikodrati” yang luar-biasa, yang sesungguhnya merupakan fitrah diri manusia.

Ketujuh lapisan tubuh ini bisa dibayangkan seperti lapisan kulit bawang, dengan hukum yang berlaku: Lapisan diatas meliputi lapisan dibawahnya. LTE ke Tujuh dapat mengakses dan mengendalikan LTE ke Enam hingga lapisan tubuh Pertama, tetapi LTE Pertama tidak dapat mengendalikan / mengakses LTE ke dua dan diatasnya. Itu yang saya maksud dengan meliputi.

NAMUN sangat perlu dipahami, karena Basis (default) Kesadaran manusia (hidup) berada di tubuh fisik. Jika pada lapisan-lapisan bawah tubuh energi bermasalah (kotor), maka dapat menjadi penghalang (HIJAB) untuk mencapai kesadaran atau menggunakan potensi kemampuan lapisan energi yang berada diatasnya.


LTE Pertama
LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik. Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti:
- Makan & Minum. Makanlah makanan yang halal (baik cara perolehan maupun kandungan dzatnya), baik dan teratur, tidak berlebihan, serta gizi yang baik. Makanan yang didapatkan secara haram akan mengotori LTE ini.
- Hubungan Seks. Lakukan secara halal dan tidak berlebihan.
- Olah raga secara cukup dan teratur. Tubuh fisik kita tidak bisa terus-menerus berdiam diri, ia harus digerakkan secara teratur. Sudah sangat jamak diketahui bahwa jika tubuh ini kurang gerak maka penyakit-penyakit akan numpuk, begitu juga sirkulasi energi yang ada kurang aktif.
- Istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi.

Lakukan aktifitas makan, minum, berhubungan seks, olah-raga secara seimbang, jangan melampaui batas (berlebihan/kekurangan) karena dapat merusak, menjadikan lapisan tubuh pertama menjadi kotor / bermasalah.
Dalam agama islam, mungkin kita bisa merujuk pada sebuah hadist yang sangat populer, kira-kira intinya adalah sbb: ”Berhentilah makan sebelum kenyang”. Mengapa kita dinasihatkan demikian? Mungkin, jawabannya kurang-lebih adalah demikian:
- Kekenyangan dapat membawa dampak yang kurang bagus bagi tubuh fisik, menjadi ”endut”.
- Kekenyangan dikhawatirkan hanya memperturutkan nafsu belaka, sehingga tumbuh sifat serakah.
- Dll.. (hehehe.. ini menunjukkan sedikitnya perbendaharaan yang saya miliki.. )

LTE Pertama ini saya sebut sebagai Lapisan Tubuh NAFSU karena sangat terkait dengan nafsu untuk pemenuhan kebutuhan tubuh fisik: libido, syahwat, lapar, haus.

Jika nafsu-nafsu makan, minum, berhubungan seks, bergerak, yang melekat dan sebagai driver untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh fisik ini terlalu menonjol (berlebih) maka lapisan tubuh pertama ini akan menjadi kotor dan bisa menjadi Hijab untuk mengakses potensi-potensi LTE diatasnya.

Kekotoran bisa terjadi, bukan hanya sebagai ”akibat” dari tindakan (action), tetapi ”hanya” dalam tataran fantasi dan imajinasi pun sangat mungkin membuat lapisan tubuh energi ini menjadi kotor.
Ketakutan / kekhawatiran yang berlebih akan terputusnya kelangsungan (sumber) rizki (makan) pun dapat mengotori LTE ini.

Jika LTE Pertama ini kotor, Bagaimana mengatasinya?
Dalam agama islam, secara preventif banyak ”pasal” yang mengatur masalah ini, seperti menjaga pandangan dari hal-hal yang haram dan diharamkan, menutup aurat, tidak berdua-duaan dengan yang bukan muhrim, puasa sunnah, puasa wajib, tidak makan daging babi, bangkai, darah, minum-minuman keras dan lain sebagainya.
Puasa juga dapat dilakukan sebagai tindakan kuratif. Taubat dan istighfar yang dilakukan secara tepat dapat membersihkan kekotoran lapisan tubuh pertama ini.

Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh pertama berhubungan dengan Chakra Dasar.

LTE Kedua
Lapisan Tubuh Energi kedua saya sebut sebagai Tubuh EGO, secara umum mungkin dikenal sebagai tubuh eterik atau tubuh prana. Whatever-lah… belum ada undang-undang atau konvensi yang mengatur penamaan ini.. hehehe..

Jika LTE pertama adalah tempat nafsu untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan tubuh fisik, maka LTE Kedua adalah tempat beradanya nafsu untuk pemenuhan Citra diri, harga diri, gengsi, dll. Pada lapisan inilah terdapat hasrat, ambisi, keinginan-keinginan. Aku ingin begini, aku ingin begitu.. persis lagunya Doraemon. Hasrat, ambisi, adalah fitrah manusia yang dapat mendorong manusia untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala hal: sosial, ekonomi, ilmu-pengetahuan, teknologi, spiritual, dll.

Lapisan Tubuh Kedua ini meliputi (dapat mengakses) lapisan Tubuh Pertama. Jika potensi ‘hasrat’ dipadu dengan nafsu seks maka akan menjadi dorongan untuk melakukan aktifitas seksual, begitu pula jika hasrat dipadu dengan nafsu makan, mungkin hasratnya tidak sekedar makan, tetapi ingin makanan yang lebih bergizi dan bergengsi, jadilah kegiatan makan yang tidak sekedar makan.

Jika hasrat, ambisi dan keinginan ini dibiarkan bebas, maka akan terjadi pelanggaran fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang cenderung melampaui batas. Ambisius, Mau menang sendiri, Serakah, tamak... Ketika hasrat ini diperturutkan menjadi bebas, kebablasan, maka LTE Kedua menjadi kotor yang akan menjadikan hijab dan sulit bagi kita (dikesadaran fisik) untuk memanfaatkan potensi-potensi lapisan tubuh energi diatasnya.

Dibalik hasrat, ambisi dan keinginan-keinginan, terdapat unsur-unsur pelengkap seperti: Berani dan Takut, Kecewa dan Puas, sakit hati dan senang hati. Takut adalah hal yang wajar, merupakan indikasi bahwa kita belum paham terhadap apa yang sedang/akan kita hadapi, tetapi Ketakutan adalah lain soal. Ketakutan menjadikan tubuh energi kita lemah, dan keberanian menjadikan kita kuat. Namun keberanian tanpa memperhatikan moral, etika, agama, dll, akan membuat Lapisan Tubuh Energi kedua ini menjadi kotor.

Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kedua ini berhubungan dengan Chakra Seks.

LTE Ketiga
Lapisan tubuh ketiga sering disebut sebagai tubuh astral, namun saya lebih suka menyebutnya sebagai Tubuh EMOSI. Mengapa? Karena pada lapisan tubuh energi inilah bersemayamnya segenap perasaan kita seperti: senang - susah, kecewa - puas, sakit hati, gembira - sedih, marah, takut - berani, dll.

Ketika kematian menjemput (Ruh ditarik pulang), lapisan tubuh pertama dan lapisan tubuh kedua akan mati dan terurai menjadi unsur-unsur alam semesta pembentuknya, sehingga mereka kehilangan Nafsu dan Hasrat. Lapisan tubuh ketiga, kelangsungannya tergantung dari ’status perasaan’ yang disandangnya. Ikhlas-kah ketika ia meninggal dunia? Tidak-terimakah? Bila orang tersebut meninggal dalam kondisi marah, dendam, kecewa, sedih, dengan kata-lain ”tidak berserah-diri kepada (takdir) Allah”, maka ia akan terus ”hidup” di alam energi dengan membawa emosi kemarahan itu. Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya, untuk menunggu di alam penantian yang seharusnya, yang enak, bila seluruh unsur energi – perasaan tersebut telah musnah. Tak ada kelekatan lagi.
Ingat pesan Allah SWT dalam Al Qur’an: ”.. dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri”.
Berserah diri = Unbinding dari hal-hal duniawi atau apapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.

Maka tak heran seseorang yang sudah meninggal dunia, untuk ”sementara waktu” dapat menampakan diri kepada orang yang masih hidup. ”Sementara waktu” disini bisa berarti beberapa hari hingga beberapa ratus tahun, atau selamanya hingga yaumil kiyamah kelak. Waallahua’alam.

Tentang jiwa yang tidak bisa melanjutkan perjalanannya menuju tempat penantian yang uenak di alam cahaya, saya pernah nulis disebuah milis dengan judul Jiwa Yang Nyangkut. Silahkan dibaca, atau tunggu nanti akan saya muat-ulang ...

Tubuh ketiga merupakan duplikat tubuh fisik. Tubuh emosi setiap orang memiliki bentuk yang sempurna (utuh) meski saat hidup orang tersebut mempunyai cacat pada tubuh fisiknya. Perbedaannya dari satu orang ke orang yang lain adalah: ada yang pucat, berseri, cerah, dll.

Tubuh emosi inilah yang digunakan untuk melakukan perjalanan keluar tubuh atau perjalanan astral, Out of Body Experience, atau Rogoh Sukmo.

Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh ketiga ini berhubungan dengan Chakra Solar Plexus.


LTE Keempat
Lapisan tubuh keempat, saya pribadi lebih senang menyebutnya sebagai Tubuh PIKIRAN tempat beradanya pikiran kita - MIND. Banyak orang menyebutnya sebagai tubuh mental atau tubuh psikis. Whatever lah...

Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh Pikiran adalah:
- Berpikir
- Imajinasi dan Visualisasi
- Fantasy dan Berkhayal
- Mimpi

Setelah beberapa lama menekuni dunia energi, dunia ”spiritual”, saat ini saya tiba pada satu dugaan kuat bahwa proses berpikir itu sesungguhnya tidak menggunakan Otak, melainkan menggunakan ”Pikiran” atau MIND yang berada di tubuh energi ini.

(Penjelasan agak lebih lengkap mengenai pikiran ini, tunggu artikel yang sedang saya susun: Kekuatan Pikiran)

Fantasy membayangkan suatu keadaan, kesenangan. Berhati-hatilah dengan fantasi ini, jangan pernah ber-fantasi buruk, jorok misalnya. Karena apa yang kita fantasikan benar-benar terwujud di alam energi ini dan dapat dilihat oleh semua makhluk di alam energi dilevel ini. Maka bukan suatu kebetulan, jika ketika seorang sedang berfantasi jorok lantas mengalami seolah-olah benar-benar merasakan yang difantasikan atau terkadang sering mimpi bersama ”orang” yang di-fantasi-kannya.

LTE Pertama, Kedua dan Ketiga pada dasarnya merupakan bagian dari LTE Ke empat ini.
Orang yang telah mengembangkan kemampuan LTE Keempat ini, akan mendapatkan kemampuan yang dikenal sebagai Extra Sensory Perception (ESP) - mendengar dan melihat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, melihat dan mendengar bukan menggunakan indera-indera ragawi. Kemampuan ESP bertumbuh secara bertahap, dapat saja saat ini hanya dapat menerka apa yang dipikirkan orang lain, lalu sampailah ia dapat 'melihat' apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana cara melatih dan memperbesar kemampuan ESP ini? Saya belum bisa memberikan penjelasan secara gamblang.. ilmu saya belum nyampe.. tetapi kata orang-orang yang yang pernah saya ”wawancarai”, salah satu cara latihannya adalah optimalkan daya imajinasi dan konsentrasi.

ESP: Telepati, Clairvoyance, Projeksi pikiran dan Membaca pikiran adalah potensi dari tubuh pikiran ini, sedang Pola Pikir (Mindset) adalah bagaimana isi dari Pikiran kita tertata. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction) bekerja pada level energi ini.

Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh keempat ini berhubungan dengan Chakra Jantung.

LTE Kelima
Potensi apa yang yang dimiliki oleh lapisan tubuh kelima ini?
Lapisan tubuh kelima adalah Tubuh KESADARAN ENERGI. Seseorang dengan lapisan tubuh kelima yang telah berkembang sempurna, jika ia tertidur, maka hanya tubuh fisiknya saja yang tidur sedangkan tubuh energinya tetap sadar. Sadar pada saat tertidur.

Ketika bermimpi, ia sadar bahwa ia sedang berada di alam mimpi. Ketika tubuh fisiknya sedang dibius (anestesi), maka ia tetap sadar dan dapat melihat tubuh fisiknya yang sedang dioperasi – tanpa merasa sakit tentunya.

Sangat jarang orang yang memiliki Lapisan Tubuh Energi Ke Limanya yang telah berkembang sempurna, sebagian besar ”hidup kita”, default kesadaran kita ”parkir” ditubuh fisik (materi). Banyak orang menyebut bahwa kita, dengan kesadaran yang parkir ditubuh fisik, berada dalam keadaan ”tertidur”, mati dalam hidup.. (atau hidup dalam mati ya?.. ).

Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kelima ini berhubungan dengan Chakra Tenggorokan.

LTE Keenam
Lapisan tubuh keenam disebut sebagai Tubuh KESADARAN COSMIC. Melalui tubuh ini, seseorang bias melihat alam semesta ini dengan gamblang. Anda bias berjalan-jalan meninggalkan planet bumi kita yang biru, semakin lama semakin terlihat mengecil. Anda bias melintasi langit.
Lapisan tubuh energi keenam ini berkaitan dengan chakra Ajna yang terletak diantara kedua mata.

LTE Ketujuh
Saya belum paham Lapisan Ketujuh ini. Belum mendapatkan referensi atau literature yang “pas”.
Namun, kurang-lebihnya lapisan puncak tubuh energi inilah batas atas perjalanan tubuh energi hingga bertemu dengan keadaan non-eksistensi, kekosongan, tidak ada apa-apa. Namun benarkah tidak ada apa-apa setelah alam ini? Dugaan kuat saya mengatakan “tidak”, masih ada alam lain yang sungguh menunggu kita, yaitu alam cahaya.
Mungkin inilah yang dikatakan oleh orang-orang sufi sebagai Alam Fana, atau kepercayaan timur lainnya mengatakannya sebagai Nirwana yang artinya kosong, kekosongan. Tidak ada apa-apa diketinggian alam puncak ini. Kita bisa menyadari tidak ada apa-apa, benar-benar awang-uwung disini. ”saya” pun sudah lenyap.

Fana bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Mengenal Diri kita. Fana hanyalah puncak dari kesadaran tubuh energi kita. Jadi Jangan terjebak dan berhenti pada lapis ke tujuh alam energi ini.
Jangan karena tidak melihat apa-apa lantas berucap: ”oh.. tidak ada apa-apa selain aku. Akulah Sang Kebenaran”
Agar tidak terjebak, menjadi musryk, prinsip tauhid: la ilaha ilallah - Tiada tuhan selain ALLAH, harus tetap kita pegang teguh, sampai kapanpun.


KORELASI LAPISAN TUBUH ENERGI DAN LAPIS LANGIT ALAM ENERGI
Lapisan-lapisan Tubuh Energi berkorelasi dengan lapisan langit di alam (dimensi) energi. Lapisan Tubuh Energi Pertama berkorelasi dengan Langit Pertama alam energi, dan seterusnya. Jika seseorang telah berhasil mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Ke Tujuh, maka ia akan bisa ”mengakses” Langit Ketujuh Alam Energi.

Lapis Langit di atas, meliputi Lapis langit dibawahnya. Artinya, ketika seseorang bisa mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Energi Kelima dan ia tidak memiliki hambatan (hijab) pada lapisan-lapisan Tubuh Energi dibawahnya, juga tidak ada hambatan pada Tubuh Materinya, maka ia akan bisa menggunakan dan menikmati potensi-potensi lapisan Tubuh Keempat dengan sadar.


INGAT-INGAT-INGAT!!!
Itu semua adalah lapisan dari Tubuh Energi, yang AKAN MATI, MUSNAH DAN TERURAI KEMBALI menjadi energi alam semesta, sebagaimana Tubuh Materi (Tanah) yang akan terurai kembali menjadi unsur-unsur materi. Jadi pesan saya, jangan terpesona, terjebak dan berhenti di hiruk-pikuk Alam Energi yang penuh tipu-daya, namun terbanglah menuju Alam Cahaya. Dan Perjalanan ke Alam Cahaya itulah yang harus kita tempuh.

Agama Islam mengajarkan, bahwa yang paling penting adalah kepercayaan TAUHID. Kepercayaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan inilah yang akan melekat pada TUBUH CAHAYA kita, yang membawa Jiwa kita menjadi dekat dengan Allah SWT.

Mengembangkan potensi Tubuh Energi secara sembarangan, dapat menjadi HIJAB untuk meraih KESADARAN CAHAYA - Kesadaran Jiwa, sejatinya manusia.

Dan Ingat!!!! SETAN ADALAH MUSUH YANG NYATA. Iblis dan setan-setan, pada berdiam dan memiliki markas besar di Langit ke Tujuh Alam Energi ini. Mereka menguasai betul Alam Energi ini, dari Langit Pertama hingga langit Ketujuh.

Untuk itu, jangan silau, jangan terlena, jangan sampai tertipu hingga terhenti di Alam Energi, bergegaslah ke Alam Cahaya dimana iblis dan setan-setan tidak bisa menyentuh Alam Cahaya, alam di atas alam energi. Mereka akan terbakar oleh kekuatan Alam Cahaya.


Bagaimana cara membersihkan LTE ini?
Secara umum, dalam dunia reiki dan sebangsanya, dikenal dengan istilah attunement: penyelarasan, pengaktifan Cakra-cakra melalui pembersihan / pembukaan. Cara-cara tersebut, saya pandang lebih berisiko dibanding menggunakan cara yang lebih islami. Resikonya adalah terjadinya penyumbatan-penyumbatan saluran energi tubuh akibat dari sisa “pembakaran” (pembersihan) Cakra dan saluran/jalur tubuh energi. Contoh resiko adalah Kundalini Syndrome. Cara Islami akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, karena tanpa efek-samping, kotoran akan lenyap tanpa mempengaruhi jalur energi ataupun cakra-cakra yang lain. Seperti apa cara Islami (yang saya maksud) tersebut?. Baca tulisan saya yang berjudul” Membersihkan Tubuh Energi.


Adakah LTE Disebut-sebut Dalam Al Qur’an?
Istilah Tubuh Energi, Cakra, Kundalini secara explisit tidak ada dalam Al Qur’an.

[QS 22:46] ”maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”.
- Hati untuk memahami
- Hati untuk melihat
- Hati untuk mendengar

[QS 20:125] ”Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?".

Ayat ini menegaskan bahwa yang punya penglihatan itu adalah hati. Ketika badan fisik ini telah musnah, dengan mata fisik yang tadinya bisa melihat, kini dalam ”kematian” ia melihat dengan ”mata-hati”, dan ia dihimpunkan dalam keadaan buta. Mata yang di dalam hatinya buta.

Jika kita tarik ke kepercayaan timur, maka perangkat yang digunakan untuk memahami, melihat dan mendengar adalah Cakra Ke-4 Pikiran.

Jadi TUBUH ENERGI, kurang-lebihnya adalah QOLBU. Waallahua’lam.
Salam
Kang Abet

--

Komentar

Postingan Populer