*Syarat dan Ketentuan Berlaku

Anda sering memperhatikan marketing promo yang ditebar oleh para produsen barang dan jasa? Tentunya tak akan melewatkan simbol * (asteris) pada kata-kata promosi tersebut yang bila anda cari dibaris paling bawah akan ketemu: * Syarat dan Ketentuan Berlaku. Ya.. syarat dan ketentuan berlaku untuk memperoleh benefit yang diiklankan, jadi jangan cepat-cepat berkesimpulan bahwa anda pasti akan dapat benefit tersebut. Itulah praktek dalam dunia iklan.

Saya tidak hendak membicarakan masalah periklanan, tetapi akan mengajak pembaca memperhatikan tentang syarat dan ketentuan yang pasti akan berlaku dalam kita mempelajari suatu keilmuan, apapun ilmu itu.

Saat ini banyak orang tengah mempelajari tentang NLP, Pemberdayaan Diri, Sholat Khusuk, dll. Banyak motivator, trainer yang sanggup memberikan training, motivasi dan keilmuan yang berbasis pada “kekuatan diri” ini. Ilmu yang ditawarkan pun beragam, ada: Self Hypnosys, Blitz Reading, Law of Attraction, Intuisi, Gerak-Rasa, dll, dll. Apakah kira-kira sang trainer/motivator berani menjamin bahwa setelah ikut pelatihan yang dibawakan olehnya maka peserta akan bisa menerapkan ilmunya? Saya rasa tak ada yang berani. Mengapa?
Karena ada Syarat dan Ketentuan yang berlaku. Tapi entah mengapa syarat dan ketentuan ini tidak pernah disebutkan dalam prospektus... Kalau jaman dulu ada garansi seperti ini: ”Tidak Mati, Uang Kembali” hahaha..

Oke.. kita coba uji kebenaran dugaan saya tersebut. Kita ambil keilmuan Blitz Reading – kemampuan “membaca” secepat kilat tanpa membaca. Yak ‘tul… bisa memahami apa yang tertulis dalam sebuah buku tanpa membaca kata demi kata, paragraph demi paragraph.

Apa kira-kira Syarat dan Ketentuan untuk bias mendapatkan keilmuan tersebut?

Syarat Pertama, secara fisik ia harus memiliki mata... hehehe no doubt lah. Nggak perlu disebut diprospektus calon peserta juga sudah harus tahu diri.. kalo nggak, gimana ia bisa memperhatikan instructor dan buku yang akan ia pahami dengan cepat?.

Syarat Kedua, secara fisik pula ia harus memiliki otak.. hahaha becanda om. Maksud saya adalah otak yang berfungsi baik dan pikiran yang “nyandak”. Sebab fakta menunjukkan banyak orang yang memiliki otak, tetapi tetap saja tidak paham-paham walau hanya belajar hal-hal yang guuampang. Contohnya (mohon maaf), orang yang diberi label idiot atau memiliki DDR syndrome.. daya dong rendah.

Syarat Ketiga, tentunya ia harus memiliki kemampuan ”photographic memory” – dapat mengingat segala sesuatu dengan detail walau kesempatan / kejadiannya sangat singkat. Jika anda memiliki modal kemampuan ini, tentulah walau dijelaskan secara singkat oleh sang trainer dengan segera anda akan dong. Namun bila tidak memiliki, atau baru nyrempet-nyrempet, walau sudah diterangkan dengan sangat jelas, sabar dan telaten.. tetep aja nggak bisa-bisa.

Syarat Keempat, apalagi ya?

Tentunya masing-masing keilmuan memiliki Syarat dan Ketentuan masing-masing. Jadi, siapkanlah diri anda dengan baik sebelum menerima keilmuwan yang baru. Apapun ilmu itu. Jangan sampai anda sudah bayar mahal, tetapi tetap saja anda nggak bisa menerapkan ilmu tersebut.
Kalau sekedar ingin tahu? Ya monggo-monggo saja....

Salam Damai
Kang Abet

Komentar

Postingan Populer