SOLOMON, The (Last) Air Bender

Anda pernah nonton film animasi The Last Air Bender. Legend of Aang, yang berkisah tentang AVATAR cilik bernama Aang yang memiliki kemampuan mengendalikan angin (Air Bender)?. Menarik juga ya ceritanya?. Saya yang sudah remako (remaja kolot) ini, senang beneer menemani anak-anak menonton film animasi ini... :-)

Okey, kita tinggalkan cerita tentang si Aang dengan kemampuannya mengendalikan empat elemen: Air, Udara, Tanah dan Api. Cerita lebih lengkap soal Aang, bisa anda putar videonya.

Kini, saya ingin mengajak pembaca, rekan-rekan, mengingat sosok manusia yang terkenal bisa mengendalikan angin, yang disebut-sebut dalam Al Qur’an. Dialah nabi Sulaiman as (Solomon). Jadi ternyata bukan hanya Aang saja yang bisa disebut sebagai Air Bender.

Mari kita lihat cuplikan ayat Al Qur’an berikut:

“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan ………” (QS 34.12).

Luar biasa bukan, kemampuan (karunia) yang dianugerahkan Allah Swt untuk Nabi Sulaiman ini? Aang saja belum pernah saya lihat menunggang angin untuk jarak tempuh yang lama. Untuk bepergian jarak jauh Aang biasa mengandalkan Appa – bison terbang kesayangannya: “Appa!! yip-yip..”, atau ber hang-gliding menggunakan tongkat-terbangnya.

Selain bisa mengendalikan angin, nabi Sulaiman as juga dikenal bisa berkomunikasi dengan binatang, bisa berkomunikasi dan menundukkan jin-jin. Konon, tak ada satu jin-pun yang berani melawan perintahnya. Itulah sedikit dari kemampuan yang luar-biasa dari Nabi Sulaiman yang saya baca.

Diantara beberapa ayat Al Qur’an yang berkisah tentang Nabi Sulaiman, ada sebuah ayat dalam Al Qur’an, yang sangat menarik, yang ingin saya angkat disini. Saya kutipkan artinya sebagai berikut:


“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya.
Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”. QS Saba’ (34):14


SANGAT MENARIK bukan?
Jika kita coba telaah ayat ini, ada banyak hal yang sangat-amat menarik.

Tanda-tanda Kematiannya Tidak Terlihat
Nabi Sulaiman telah meninggal (ditetapkan kematiannya), tetapi tidak ada tanda-tanda (fisik & Non-fisik) yang menunjukkan bahwa Nabi telah meninggal. Sehingga Jin-jin tidak tahu (secara non-fisik), manusia – sahabat dekatnya tidak tahu, kerabat istana, keluarganya, dan istrinyapun (mungkin) juga tidak tahu. Mereka (jin dan manusia) menjadi tahu, tersadar, bahwa nabi Sulaiman telah meninggal, setelah jasad beliau tersungkur karena tongkatnya telah rapuh dimakan rayap. Jika mereka tahu dari awal, (pastilah) mereka sudah menguburkan jasad beliau. Mengapa mereka-mereka (jin dan manusia) sampai tidak tahu?

Tongkat Nabi Sulaiman Dimakan Rayap
Rayap, biasanya memakan kayu mati yang diam. Jika nabi Sulaiman bergerak, menggeser-geser atau mengangkat tongkatnya, tentu saja rayap tidak bisa dan tidak memiliki kesempatan untuk menaiki dan memakan tongkat kayu nabi.

Pertanyaannya:
Berapa lama beliau diam mematung tak bergerak sehingga rayap memiliki kesempatan untuk memakan dan membuat keropos sebuah tongkat kayu?
Tentunya diperlukan waktu yang tidak sebentar, berhari-hari. Mungkin sepuluh hari atau tiga-puluh hari, atau lebih tergantung ukuran kayu, kekerasan dan kondisi kayu. Jika tongkat terbuat dari kayu keras seperti jati, maka kemungkinan sulit dimakan rayap.

Pertanyaan berikutnya:
Mengapa ketika Nabi duduk (atau berdiri?) diam tak bergerak berhari-hari, tak ada satupun kerabatnya, pegawai istana, atau bahkan istrinya (?)– Ratu Bilqis, tidak curiga atau mengetahui bahwa Nabi telah meninggal? Juga para jin yang dipekerjakan oleh Nabi tidak mengetahuinya? Konon, pada saat itu beliau sedang mengawasi pembangunan yang dikerjakan oleh para-jin.

Atau mungkin Nabi sebagai seorang raja, saat itu sedang cuti dinas dan berada dilokasi proyek pembangunan yang tidak ada kaum-kerabat (manusia) sama sekali?.

Atau mungkinkah Nabi memiliki kebiasaan duduk diam tak bergerak selama beberapa hari, semacam "meditasi", sehingga ketika para sahabat, keluarga, juga istri melihat Nabi Sulaiman AS duduk diam tak bergerak berhari-hari, tak ada satu orangpun yang menyangkanya sudah meninggal?.
Dalam semacam "meditasi"nya yang sangat lama itu, mungkin beliau sering "OBE" sehingga para-jin juga tidak menyadari bahwa beliau lama sekali tidak kembali dari OBE-nya. Begitukah kira-kira? Embuuh...

Lalu pertanyaan yang timbul lainnya dibenak saya:
Jika beliau telah meninggal secara "klinis" hingga tubuhnya tersungkur, mengapa jasadnya belum mulai membusuk setelah selama itu (berhari-hari)? Tidak berbau? Bukankah dalam kondisi normal, mayat akan berbau busuk setelah beberapa hari. Apakah benar jasad nabi Sulaiman tidak membusuk?

Adakah rekan, sahabat, yang bisa share tentang hal ini?

MahaSuci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan alam ini. Jagad raya tak bertepi. Yang nampak dan tak tampak. Maha Benar Engkau Ya Allah, dengan seluruh firman-MU.

Salam
Kang Abet

http://kangabet.blogspot.com/

Komentar

seint - RA mengatakan…
Inilah jawaban knapa nabi sulaiman jasadnya tak membusuk ktika beliau mninggal;
Orang2 soleh biasanya ruhnya akan diangkat drajatnya setinggi mungkin oleh ALLOH SWT, maka ketika matinya nabi sulaiman, jasadnya ringan& tak membuat tongkat kayunya patah dng sndiri, tapi patah krn dimakan rayap. Ketika ruh orang soleh dipelihara dng baik& dng kmuliaan oleh ALLOH, jasadnya tak akan busuk slama brtahun-tahun& akan mengeluarkn bau harum semerbak...u mninggal;
Orang2 soleh biasanya ruhnya akan diangkat drajatnya setinggi mungkin oleh ALLOH SWT, maka ketika matinya nabi sulaiman, jasadnya ringan& tak membuat tongkat kayunya patah dng sndiri, tapi patah krn dimakan rayap. Ketika ruh orang soleh dipelihara dng baik& dng kmuliaan oleh ALLOH, jasadnya tak akan busuk slama brtahun-tahun& akan mengeluarkn bau harum semerbak...

Postingan Populer