Manusia, Makhluk Yang Kumplit..

”Aku berlindung kepada Allah, dari godaan setan yang terkutuk”.
”Dengan menyebut Asma Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang”.

Sering kita mendengar, bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna, namun disaat yang sama ada yang mengatakan bahwa manusia bukan makhluk yang sempurna. So, mana yang benar?
Kalau dikatakan sempurna, mengapa ada yang (maaf) cacat tubuhnya? Cacat mentalnya? Cacat moralnya? Dan cacat-cacat yang lain? Bukankah ini menunjukkan bahwa manusia bukan makhluk yang sempurna?

Dibalik ”kecacatan” tersebut, sadar gak sadar, manusia diciptakan tidak sama dengan makhluk-makhluk yang lain.
Manusia tidak sama dengan batu, tanah, besi, sangat jelas.
Manusia tidak sama dengan tumbuh-tumbuhan, sangat jelas.
Manusia tidak sama dengan hewan. Meski bangsa primate sangat mirip bentuk dan kelengkapan tubuhnya dengan manusia, namun manusia bukan hasil evolusi dari monyet, atau amit-amit turunan monyet. Hanya mister Darwin dan pengikutnya saja yang merupakan hasil evolusi dari monyet... hehehe mereka yang ngaku lho....
Manusia tidak sama dengan bangsa Jin. Sangat jelas.
Manusia tidak sama dengan bangsa Malaikat. Sangat jelas.

Believe It or Not, manusia memiliki semua unsur yang dimiliki semua jenis makhluk, dan tak ada makhluk yang memiliki semua unsur yang dimiliki manusia. BAHKAN.. manusia memiliki satu unsur yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk yang lain... itulah RUH (Roh)


UNSUR-UNSUR DI ALAM MAKHLUK
Kita coba iqro’ dengan membaca makhluk-makhluk yang ada di alam penciptaan Nya ini. Makhluk dan Unsur Pembentuknya. Unsur-unsur yang saya maksud itu adalah: Unsur Materi, Unsur Energi, Unsur Cahaya dan Unsur Ilahiah. Kebenaran hasil iqro’ ini? Monggo ditelaah...

UNSUR MATERIUnsur Materi ada pada semua benda. Benda hidup atau benda mati. Yang bisa dilihat dengan mata telanjang maupun dengan mata tidak-telanjang. Yang bias dipegang, disentuh, diraba maupun yang tidak. Yang bias dicium maupun tidak. Intinya adalah semua benda termasuk benda Padat-Cair-Gas, partikel, sel, atom, hingga planet, tata-surya, galaxy, dan kumpulan-kumpulan galaxy.. pokoknya yang dapat diindera oleh panca indra manusia, menggunakan alat bantu ataupun tidak.

Tanah dan Batu, jelas merupakan benda mati - Materi. Walau secara ilmu fisika quantum (katanya) ternyata sebuah benda mati kalau dibelah dan terus dibelah hingga sel, atom, dan dibelah lagi maka sampailah kepada sebuah makhluk yang disebut Quanta. Makhluk diperbatasan antara golongan materi dan golongan im-materi.

Istilah benda mati-pun musti dipertanyakan, sebab ternyata setelah dibelah-belah ada atom yang hidup, berputar-putar mengelilingi intinya. Bertasbih. Jadi, adakah benda mati?

Jadi:
Makhluk yang memiliki unsur Materi ini antara lain: Benda Padat-Cair-Gas, Tumbuhan, hewan, dan Manusia. Jika mereka mati maka terurailah mereka kembali ke unsur-unsur asal pembentuknya (tanah).
Makhluk yang tidak memiliki unsur Materi: Jin dan Malaikat.


UNSUR ENERGIEnergi yang dimaksud disini adalah energi kehidupan. Bukan energi listrik, kinetic, kalor, atau energi-energi fisik (?) lainnya, tetapi energi yang dalam budaya timur disebut sebagai chi atau ki. Atau mungkin bisa disebut sebagai Energi Metafisik.

Unsur energi inilah yang menyebabkan tumbuhan dan hewan bias bergerak, tumbuh dan berkembang. Mereka tersusun dari unsur Materi dan unsur Energi

Bangsa Jin tidak memiliki unsur Materi. Dalam kitab suci Al Qur’an, disebutkan bahwa jin diciptakan dari nyala api. Nyala api inilah unsur energi yang saya maksud. Wallahua’lam.

Jadi:
Makhluk yang memiliki unsur Energi ini antara lain: Tumbuhan, Hewan, Jin dan Manusia.
Makhluk yang tidak memiliki unsur Energi: Benda Padat-Cair-Gas dan Malaikat.


UNSUR CAHAYACahaya yang saya maksud disini bukan cahaya petromax, cahaya lilin cahaya laser, matahari dan cahaya-cahaya yang bersumber dari alam materi lainnya. Tetapi cahaya yang bersifat transedental. Sesungguhnya tidak ada kata-kata bahasa materialistis yang tepat merepresentasikan ’cahaya’ ini.

Malaikat adalah makhluk yang diciptakan hanya dari unsur cahaya, tidak memiliki unsur Energi atau lebih-lebih unsur Materi, karena itulah (mungkin..) mereka selalu suci dan senantiasa tunduk patuh kepada Allah SWT.

Merujuk cerita di Al Qur’an, Iblis - makhluk dari bangsa Jin, yang bersama-sama malaikat diminta untuk bersujud kepada Adam, mungkin bias sebagai ”bukti” bahwa Jin juga memiliki unsur Cahaya ini.

Jadi:
Makhluk yang memiliki unsur Cahaya ini antara lain: Jin, Malaikat dan Manusia.
Makhluk yang tidak memiliki unsur Cahaya: Benda Padat-Cair-Gas, tumbuhan dan Hewan.


UNSUR ILAHIAHItulah Ruh manusia, yang selalu benar, yang selalu tahu (bashiroh), dan selalu dekat dengan Allah SWT, yang Allah tidak memberitahu esensinya kepada kita-kita (manusia) kecuali hanya sedikit.
Unsur inilah yang (barangkali) menyebabkan Malaikat dan Iblis diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.

Cerita tentang Isra’ & Mi’raj Nabi Muhammad SAW, mungkin juga bias digunakan sebagai bukti bahwa manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding malaikat. Menilik cerita-cerita tentang Isra’ Mi’raj tersebut, malaikat Jibril hanya bisa mengantar baginda Nabi SAW sampai dilangit yang ke Tujuh, dan Nabi SAW ‘berjalan’ sendirian menuju sidhratul muntaha. Unsur Ilahiah inilah yang memungkinkan baginda nabi Muhammad SAW ke sidratul muntoha, sedang malaikat Jibril tidak. Allahua’lam.

Sungguh Komplit makhluk yang disebut manusia itu bukan?

Manusia memiliki semua unsur yang ada pada semua makhluk ciptaan Allah: Materi, Energi, Cahaya dan satu unsur lagi yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya, yaitu unsur Ilahiah - Ruh.

Mungkin, dalam istilah yang digunakan oleh kanjeng Sunan Kalijogo untuk menyebut unsur-unsur manusia itu: Sedulur papat (Jasad, Qolbu, Jiwa dan Ruh) dan Limo Pancernya adalah Allah SWT. Mungkiiiiin... 

Kekomplitan makhluk yang disebut sebagai manusia, tertulis dalam firman Allah berikut:


”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Qur’an surah Al Israa’: 70)

Jadi, yang disebut sebagai Manusia itu adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur berikut:
- Jasad fisik biologis (Unsur Materi)
- Qolbu / Hati (Unsur Energi)
- Nafs / Jiwa (Unsur Cahaya)
- Ruh (Unsur Ilahiah)

Tanpa salah satu unsur: BODY-MIND-SOUL-SPIRIT tersebut, manusia tidak bisa lagi dikatakan sebagai manusia. Bila unsur yang tertinggi - Ruh dicabut: Bodynya akan disebut mayat. Jiwanya yang tidak terlihat biasa disebut sebagai almarhum/ah. Bila manusia kehilangan Pikirannya (Pikiran merupakan bagian dari Qolbu), akan disebut wong-edan dan seterusnya..

Memang perlu disadari, bahwa terminology Jiwa dan Ruh, sering dipakai terbalik-bolak, dianggap memiliki arti dan menunjuk pada ”sesuatu” yang sama oleh banyak orang. Baik orang-orang jaman dulu dan sekarang. Bahkan dipake sembarangan, contohnya: roh gentayangan.. padahal roh (ruh) tidak pernah gentayangan.. ketika inalillahi, maka Ruh ini akan langsung kembali kepada Sang Pemilik.. nggak mampir-mampir..

Bila kita tengok Al-Qur'an, terminology Ruh dan Jiwa juga tidak pernah dipakai secara terbalik-bolak. Andai Nafs tetap secara konsisten diartikan sebagai Jiwa dan Ruh tetap sebagai Ruh, maka kita akan mendapatkan pemahaman terhadap "diri” ini.
Allahu a’lam bishawab.

Salam
Abet

Komentar

Postingan Populer